Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menyatakan dukungan penuhnya terhadap program unggulan Transmigrasi Patriot yang digagas oleh Kementerian Transmigrasi. Program ini bertujuan membawa akses pendidikan tinggi dan semangat pengabdian ke kawasan transmigrasi melalui dua subprogram andalan: Beasiswa Patriot dan Ekspedisi Patriot.
Sekretaris Jenderal Kemenimipas, Asep Kurnia, menegaskan kesiapan pihaknya untuk bersinergi, terutama dalam hal pengelolaan keimigrasian warga negara asing (WNA) yang akan ikut dalam program ini. “Kami terbuka untuk koordinasi intensif, termasuk profiling WNA dari negara-negara rawan atau tanpa hubungan diplomatik dengan Indonesia,” jelasnya usai audiensi dengan Kementerian Transmigrasi, Kamis (5/6).
Beasiswa Patriot akan mulai berjalan pada 2026, memberikan pembiayaan pendidikan S2 dan S3 berbasis blended learning di wilayah transmigrasi. Sementara itu, Ekspedisi Patriot siap diluncurkan tahun 2025, menghadirkan 2.000 mahasiswa dari tujuh universitas mitra yang akan mengabdi di berbagai wilayah.
Menariknya, program ini juga terbuka bagi mahasiswa asing, dengan kuota lebih dari 100 WNA. Oleh karena itu, sinergi dengan Kemenimipas sangat vital dalam menjaga aspek legalitas dan keamanan nasional.
Sekjen Kementerian Transmigrasi, Danton Ginting Munthe, optimistis kolaborasi ini akan menciptakan pengaruh positif tidak hanya bagi masyarakat transmigrasi, tetapi juga sebagai bentuk diplomasi pendidikan dan sosial Indonesia ke dunia internasional.
Melalui sinergi ini, Transmigrasi Patriot diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan kawasan dan bukti nyata kolaborasi antarinstansi menuju Indonesia yang inklusif, cerdas, dan berdaya saing global.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar