PT Lancartama Sejati Tbk (TAMA), emiten konstruksi nasional, masih menghadapi tantangan kinerja finansial pada tahun 2024. Dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, Rabu (25/6/2025), Direktur TAMA, Alex Widjaja, mengungkapkan bahwa rugi bersih perusahaan meningkat menjadi Rp8,5 miliar, dibandingkan rugi Rp6,4 miliar pada tahun sebelumnya. Rugi bersih per saham tercatat sebesar Rp7,08.
"Meski pendapatan turun dari Rp28,4 miliar menjadi Rp23,2 miliar, TAMA tetap mencatatkan laba bruto Rp11,8 miliar, hanya turun tipis dari Rp12,9 miliar tahun lalu. Penurunan ini menjadi sinyal kuat bagi manajemen untuk memperkuat strategi efisiensi dan pengembangan usaha," ungkapnya.
Dari sisi neraca, Alex menuturkan, total aset per 31 Desember 2024 tercatat Rp193,25 miliar, sedikit turun dari Rp194,02 miliar. Namun, ekuitas perusahaan meningkat dari Rp44,48 miliar menjadi Rp52,95 miliar. Total liabilitas juga turun signifikan dari Rp148,76 miliar menjadi Rp141,07 miliar, mencerminkan keberhasilan dalam pengelolaan kewajiban.
Di tengah tekanan, portofolio proyek TAMA tetap berjalan. Beberapa proyek strategis seperti pembangunan Gokomart di Kalimantan dan renovasi kantor PT Panin Dubai Syariah Tbk di Jakarta dan Surabaya menjadi bukti kontribusi TAMA di sektor konstruksi. Proyek infrastruktur jalan di Cikarang Barat dan Cibitung juga terus berprogres.
Bukan hanya itu, TAMA kini fokus pada efisiensi biaya, peningkatan mutu, keselamatan kerja, dan penguatan relasi bisnis. Strategi pemasaran juga diperbarui dengan menekankan pada pembangunan SDM dan pencegahan konflik proyek.
"Dengan pengalaman panjang dan komitmen pada kualitas, TAMA optimistis menghadapi 2025 dengan pendekatan lebih adaptif dan proaktif," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar