PT Steady Safe Tbk (SAFE) menutup tahun 2024 dengan strategi bisnis yang semakin fokus pada efisiensi, penguatan operasional, dan kesiapan menyambut era transportasi rendah emisi melalui armada bus listrik. Meski mencatat penurunan pendapatan, perusahaan justru berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih signifikan.
Dalam Public Expose Tahunan yang digelar di Jakarta, Kamis (26/06/2025), Direktur Utama SAFE, John Pieter Sembiring menyampaikan bahwa pendapatan perusahaan sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 233,6 miliar, turun 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 242,8 miliar.
Penurunan ini, menurut John, disebabkan oleh penyesuaian tarif per kilometer berdasarkan kontrak dengan PT Transportasi Jakarta. “Tarif mengalami koreksi, tapi kami justru berhasil memangkas biaya langsung secara signifikan,” ujar John.
Pada tahun 2024, SAFE berhasil menekan biaya langsung menjadi Rp 154,4 miliar, turun 13,7% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 177,8 miliar. Efisiensi ini dicapai melalui skema service maintenance berjenjang yang telah disepakati dengan PT Transportasi Jakarta.
Meski demikian, biaya usaha tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 17,51 miliar dari Rp 14,64 miliar. Hal ini dikarenakan operasional yang lebih intensif dan pengembangan sarana pendukung.
Menariknya, meskipun pendapatan turun, perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 27,3 miliar, naik 38,8% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 19,66 miliar. Lonjakan laba ini terjadi karena saldo utang pembelian bus yang makin kecil, sehingga beban bunga pinjaman ke PT Indomobil Finance (IMFI) berkurang secara signifikan.
Total aset perusahaan pada 2024 tercatat sebesar Rp 204,4 miliar, turun dari Rp 237,3 miliar di 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penyusutan nilai aset bus sesuai kebijakan akuntansi perusahaan.
Kewajiban juga berhasil ditekan dari Rp 275,5 miliar menjadi Rp 215,3 miliar, berkat pembayaran utang leasing ke IMFI. Di sisi lain, defisiensi modal SAFE membaik, turun dari Rp 38,2 miliar menjadi Rp 10,9 miliar. Ini menunjukkan arah perbaikan struktur keuangan perusahaan secara bertahap.
Pada tahun 2024, kinerja operasional bus Transjakarta milik SAFE mengalami peningkatan. Kilometer tempuh tercatat sebesar 9.910.870 km, naik 337.511 km dibandingkan tahun 2023. Capaian ini menjadi indikator positif bagi layanan yang diberikan kepada warga DKI Jakarta.
Menurut manajemen, peningkatan performa ini diraih melalui evaluasi rutin dan komunikasi intensif dengan PT Transportasi Jakarta, serta proses rekrutmen pramudi yang lebih selektif. Pramudi dipilih secara ketat dengan melibatkan regulator dan mitra kerja guna memastikan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Perseroan juga konsisten memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM), seperti keamanan, kenyamanan, keteraturan, hingga kesetaraan layanan. Untuk mendukung hal ini, SAFE menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMKPAU) dan melakukan pelatihan berkendara bersama Damkar, KNKT, Dishub, dan pihak-pihak terkait.
Sebagai bagian dari strategi peningkatan jangkauan operasional, SAFE menambah area pool kendaraan baru di Jalan Daan Mogot Km 11/37, Cengkareng, Jakarta Barat. Penambahan ini bertujuan memperluas rute operasional serta meningkatkan kilometer tempuh armada.
Terkait prospek bus listrik, manajemen menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung program elektrifikasi transportasi umum di Jakarta. SAFE saat ini tengah menjalin kerjasama dengan dua produsen bus listrik dari Tiongkok, dan akan segera melakukan uji coba operasional bersama PT Transportasi Jakarta.
Dengan langkah ini, SAFE menargetkan dapat segera bergabung sebagai operator bus listrik saat penambahan kuota layanan dibuka oleh pemerintah. Komitmen ini sejalan dengan kebijakan pengurangan emisi karbon dan penghematan biaya operasional yang lebih baik.
Perusahaan menyadari bahwa masa depan transportasi publik terletak pada efisiensi, keberlanjutan, dan digitalisasi. Oleh karena itu, penguatan infrastruktur, peningkatan layanan, dan kesiapan pengoperasian bus listrik menjadi fokus utama.
“SAFE terus berupaya memperkuat lini operasional, memanfaatkan efisiensi biaya, dan bersiap memasuki era kendaraan ramah lingkungan,” tutup John Pieter.
Dengan rekam jejak kinerja yang solid dan visi keberlanjutan yang jelas, Steady Safe menatap masa depan industri transportasi Jakarta dengan penuh optimisme.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar