Dunia maya digemparkan oleh kisah seorang pria yang sukses memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk urusan asmara.
Pria ini mengembangkan sistem otomatis di aplikasi kencan, memungkinkan AI melakukan swipe, membalas pesan, hingga menjadwalkan pertemuan tatap muka tanpa dirinya mengetik.
Teknologi yang ia rancang bekerja dengan mengambil tangkapan layar profil dan chat, lalu mengirimkannya ke chatbot pintar yang merespons layaknya manusia.
Hasilnya mengejutkan: dalam tujuh hari, ia mendapatkan sepuluh jadwal kencan dari berbagai match, semuanya tanpa interaksi manual.
Kisahnya pertama kali mencuat di forum Reddit, memicu perdebatan sengit antara yang menganggapnya jenius dan yang menilainya merusak makna komunikasi.
“AI ini tak pernah typo, selalu nyambung, dan tahu kapan harus gombal,” tulisnya. Ia mengaku hanya datang ke kencan sesuai jadwal yang AI atur.
Fenomena ini memunculkan kekhawatiran bahwa hubungan personal makin tergeser oleh interaksi digital buatan, bahkan dalam hal emosional seperti percintaan.
Beberapa warganet menyamakan sistem ini dengan “cheat code” dalam gim, membuat proses mencari pasangan terasa instan tanpa usaha besar.
Namun, pakar hubungan menilai penggunaan AI berlebihan dalam ranah asmara berpotensi menurunkan kemampuan komunikasi dan empati manusia.
Meski begitu, tren AI dating kian populer. Startup teknologi mulai melirik pasar ini, menawarkan layanan serupa untuk mempercepat proses pencarian jodoh online.
Pakar teknologi memperingatkan, penggunaan AI tanpa etika bisa memicu masalah privasi, manipulasi emosi, dan menimbulkan rasa tidak percaya di dunia dating apps.
Kisah ini menjadi bukti bahwa perkembangan AI tak hanya mengubah industri, tapi juga cara manusia membangun hubungan dan merasakan cinta.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar