Ibnu Khaldun, tokoh besar dunia Islam, lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H (27 Mei 1332 M). Namanya abadi sebagai bapak sosiologi dan ekonomi Islam.
Sejak kecil, ia telah menghafal Al-Qur'an dan menunjukkan kecerdasan luar biasa. Lingkungan keluarga terpelajar membentuknya menjadi sosok haus ilmu dan terbiasa berdiskusi serius.
Ibnu Khaldun mempelajari agama, bahasa, dan ilmu dunia secara mendalam. Pemikirannya mulai dikenal luas saat remaja, menembus batas wilayah dan menginspirasi para cendekiawan.
Tak hanya ahli sejarah, ia juga perintis teori ekonomi Islam. Menurutnya, ekonomi bukan sekadar perdagangan, tetapi berkaitan erat dengan politik, masyarakat, dan kemajuan peradaban.
Pengalamannya berkelana dari satu negeri ke negeri lain memberinya pemahaman luas tentang ragam budaya, kebiasaan, dan sistem pemerintahan yang diamatinya secara kritis.
Karya monumentalnya, "Muqaddimah", menjadi pengantar kitab sejarah al-‘Ibar. Isinya membahas sosiologi, politik, ekonomi, dan siklus kekuasaan negara yang dibagi dalam lima tahap.
Tahap awal, tulisnya, adalah pendirian negara dengan semangat juang dan fanatisme tinggi. Selanjutnya, kekuasaan berkembang lalu melemah akibat kemewahan dan kelalaian.
Ibnu Khaldun menegaskan kekuatan negara tak hanya ditentukan militernya, tetapi juga moral, kepemimpinan, dan kemampuan menjaga kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.
Pemikirannya tetap relevan hingga kini, menjadi cermin bagi dinamika politik modern yang kerap mengulang pola sejarah seperti dalam teori siklus kekuasaannya.
Ibnu Khaldun wafat di Kairo pada 19 Maret 1406 M. Warisannya adalah peta pemikiran yang terus menjadi panduan memahami perjalanan panjang peradaban manusia.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar