Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), KH Muhammad Irfan Hasyim, menegaskan kesiapan lembaganya dalam mengelola ibadah haji yang profesional, transparan, dan akuntabel.
Pernyataan itu disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk "Prospek Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasca Pembentukan Badan Penyelenggara Haji (BP HAJI): Menuju Pengelolaan Haji yang Lebih Professional" di Jakarta, Rabu (30/07/2025).
BP Haji dibentuk Presiden Prabowo usai pelantikan Oktober lalu, sebagai bagian dari reformasi pelayanan haji nasional. Lembaga ini ditetapkan melalui Perpres 154/2025 dengan mandat utama mendukung dan mengawasi penyelenggaraan haji.
Meski masih berada di bawah Kementerian Agama, proses transisi kewenangan terus berjalan. Revisi Undang-Undang Haji kini sudah menjadi RUU inisiatif DPR dan ditargetkan disahkan Agustus mendatang.
Untuk mendukung pelaksanaan, BP Haji telah menyiapkan struktur hingga tingkat kabupaten/kota, mengoptimalkan asrama haji dan pusat layanan terpadu yang ada. SOP dan alih personel juga dalam tahap finalisasi.
Presiden mendorong optimalisasi ekosistem ekonomi haji. BP Haji menggandeng IPB dan UMKM untuk memasok produk lokal seperti bumbu dan ikan ke Arab Saudi. Namun, tantangan regulasi ekspor masih jadi hambatan.
Di sisi lain, sektor kesehatan jamaah menjadi sorotan serius. Tingginya angka kematian musim haji 2025 mendorong rencana kerja sama dengan rumah sakit Saudi, termasuk sistem klinik berbahasa Indonesia.
BP Haji juga mengusulkan pemeriksaan kesehatan jamaah dilakukan satu tahun sebelum keberangkatan. Hal ini memungkinkan penyesuaian biaya dan kesiapan logistik lebih awal.
Tingginya antrian haji—mencapai 5,5 juta orang—menuntut reformasi menyeluruh. Masa tunggu di beberapa daerah bahkan mencapai 48 tahun. BP Haji menekankan pentingnya efisiensi kuota dan transparansi data.
"Dengan semangat integritas dan profesionalisme, BP Haji berkomitmen menghadirkan tata kelola haji modern. Layanan ibadah haji tak sekadar ritual, tapi juga refleksi kemajuan peradaban umat dan kontribusi ekonomi nasional," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar