Jatuh cinta bukan soal logika. Hati yang memutuskan, bukan nalar atau perhitungan.
Di titik ini, kita semua sepakat: cinta hadir tanpa bisa dijelaskan, hanya bisa dirasakan oleh yang mengalaminya.
Namun, karena cinta bersifat personal, orang luar kerap menyebutnya sebagai kebodohan atau bucin tanpa empati.
Tapi jangan salah paham. Cinta bukan alasan untuk mengaburkan akal sehat hingga merendahkan harga diri sendiri.
Bucin pun ada batasnya. Berikan cinta hanya pada mereka yang mampu membaca dan membalas ketulusanmu.
Jangan pertahankan orang yang sudah jelas-jelas tak menginginkan kehadiranmu dalam hidupnya.
Cinta memang layak diperjuangkan, tapi bukan dengan mengorbankan logika dan martabat diri sendiri.
Sering kali perasaan mengaburkan nalar. Di saat itu, akal sehat harus jadi penuntun, bukan malah ikut mati rasa.
Jika jatuh cinta membuatmu tersesat, sadarilah: yang bertanggung jawab atas luka itu adalah dirimu sendiri.
Cinta tak menjamin balasan. Seseorang tak berkewajiban membalas rasa hanya karena kau jatuh hati padanya.
Kita manusia bukan hanya karena punya hati, tapi juga karena dibekali akal sebagai penyeimbang emosi.
Biarkan hati jatuh cinta, tapi biarkan juga akal menjaga agar tidak jatuh terlalu dalam pada cinta yang salah.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar