YouTube resmi memperbarui kebijakan monetisasi untuk mengatasi maraknya video produksi massal tanpa nilai tambah.
Kebijakan baru ini berlaku efektif akhir Juli 2025 dan berdampak pada konten yang minim kreativitas.
Fokus pembaruan ini adalah melarang video otomatisasi berbasis AI yang bersifat repetitif dan tidak unik.
Langkah ini diambil karena banyak kreator mengunggah ulang video dengan pola serupa tanpa pengalaman baru.
Dalam pengumuman resminya, YouTube menyebut konten seperti slideshow, narasi teks otomatis, hingga potongan film berulang tak lagi layak monetisasi.
Platform menilai konten seperti itu tak memberi kontribusi kreatif bagi penonton.
YouTube kini memasukkannya dalam kategori Konten Tidak Memenuhi Syarat Monetisasi di bawah YouTube Partner Program (YPP).
Konten hasil template otomatis, montase tanpa komentar, hingga bacaan artikel teks ke video akan dibatasi.
YouTube menegaskan, video yang hanya membacakan naskah tanpa interpretasi kreatif atau visualisasi tambahan dianggap tidak layak monetisasi.
Begitu pula video reupload milik kreator lain tanpa izin atau modifikasi kontekstual.
Kebijakan ini bertujuan mendorong orisinalitas dan kreativitas konten di platform video terbesar dunia itu.
YouTube berharap pembaruan ini memperkuat kualitas ekosistem kreator dan pengalaman pengguna.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar