Joseph T. Wulianadi dikenal publik sebagai Mr. Joger, pendiri toko kaos ikonik asal Bali, "Pabrik Kata-Kata."
Ia dikenal sederhana, jenaka, dan penuh filosofi hidup, menolak e-commerce demi interaksi manusiawi di tokonya.
Namun, di balik keceriaan itu, tersimpan kisah pahit: Rp200 miliar investasi keluarga lenyap begitu saja.
Dalam podcast bersama Rio Christian dari BPR KAS Indonesia, Mr. Joger membongkar cerita ini secara terbuka.
Dana itu diserahkan karena kepercayaan penuh pada seorang kenalan yang telah lama dianggap keluarga.
Sayangnya, kepercayaan itu justru membawa luka. Hasil investasi tak muncul, malah diminta menyetor dana tambahan.
Ia menolak. “Kalau ahli keuangan saja gagal, apalagi saya,” ucapnya getir. Hatinya remuk, tapi logikanya menang.
Kini ia menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan, berharap tak hanya dirinya yang mendapat kejelasan.
Mr. Joger pun melayangkan kritik tajam kepada OJK yang dinilai belum berpihak pada masyarakat kecil.
Ia kecewa dipanggil layaknya pelaku, padahal dirinya adalah korban dari kegagalan sistem pengawasan.
Menurutnya, sikap arogan OJK mencerminkan mentalitas lembaga yang belum dewasa dalam menghadapi kritik.
Sebagai masyarakat biasa, ia merasa dibiarkan sendiri menghadapi kekuatan besar lembaga keuangan.
Ia berharap perjuangannya bisa menjadi alarm untuk publik soal pentingnya edukasi dan transparansi investasi.
Kasus ini membuka mata, bahwa investasi tak hanya soal angka, tapi juga soal akal sehat dan kepercayaan.
Mr. Joger tetap rendah hati. "Saya ini BAA dan BSS," ujarnya. "Bukan Apa-Apa dan Bukan Siapa-Siapa."
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar