Pemerintahan Trump akhirnya melunak. Setelah bertahun-tahun bersikap keras, larangan ekspor chip AI ke China dicabut.
Langkah ini diumumkan setelah CEO Nvidia, Jensen Huang, mengunjungi Beijing dan mengonfirmasi rencana pengiriman kembali chip H20.
Namun, relaksasi ini bukan tanpa syarat. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut pelonggaran ekspor sebagai bagian dari kesepakatan dagang logam tanah jarang.
China setuju membuka kembali ekspor logam penting tersebut, yang sempat dihentikan sejak Maret 2025 akibat perselisihan dagang.
Dalam pernyataan resminya, Nvidia menyatakan telah mengajukan izin ekspor chip H20 dan mendapat sinyal positif dari Washington.
Langkah ini menandai titik balik hubungan dagang AS-China yang sebelumnya memburuk akibat perang tarif dan pembatasan teknologi.
Namun, tak semua pihak menyambut baik. Anggota parlemen AS, termasuk dari Partai Demokrat dan Republik, melontarkan kritik tajam.
“Keputusan ini inkonsisten dan berisiko memberi keunggulan kepada musuh asing.,” kata Raja Krishnamoorthi, anggota senior Komite DPR untuk China pada Selasa (15/7).
Ketua komite John Moolenaar pun meminta klarifikasi dari Kementerian Perdagangan terkait potensi ancaman terhadap keamanan nasional.
Kekhawatiran muncul karena chip H20 tetap menjadi bagian penting dari sistem AI, meski daya komputasinya lebih rendah dari versi global.
Chip ini kompatibel dengan software Nvidia yang menjadi standar industri, sehingga tetap menarik bagi perusahaan AI China seperti DeepSeek.
Persaingan global dalam teknologi kecerdasan buatan pun memanas. Perusahaan seperti ByteDance dan Tencent dikabarkan berminat mengakses chip tersebut.
Namun, hanya perusahaan yang masuk daftar persetujuan Nvidia yang bisa mengajukan permintaan pembelian.
ByteDance membantah sedang mengajukan aplikasi, sementara Tencent enggan berkomentar. Nvidia sendiri menolak memberikan pernyataan lebih lanjut.
AS sebelumnya membatasi ekspor chip sejak era Trump pertama, dilanjutkan oleh pemerintahan Biden. Tujuannya: membatasi kemajuan AI China.
Kini, kesepakatan logam tanah jarang membuka peluang baru. Meski begitu, tekanan politik dan persaingan strategis dipastikan belum mereda.
Saham Nvidia naik 4% pasca pengumuman, sementara AMD juga naik 7% setelah mengajukan lisensi ekspor chip MI308 ke China.
Penulis Lakalim Adalin
Editor Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar