Di tengah geliat Jakarta, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menerima kunjungan dari Threads of Life, galeri tekstil Bali yang fokus pada pelestarian budaya dan pemberdayaan pengrajin daerah.
Audiensi yang digelar di Autograph Tower, Thamrin Nine, Selasa (15/7), menjadi ruang diskusi tentang masa depan tekstil tradisional Indonesia. Agenda utama: menjembatani warisan budaya dengan peluang ekonomi digital.
Wamen Ekraf menekankan pentingnya kolaborasi untuk mempertahankan identitas budaya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Ia menilai, warisan tekstil seperti tenun memiliki nilai tambah jika dikemas secara strategis.
Threads of Life hadir langsung melalui CEO-nya, William Ingram. Ia menyampaikan, misi mereka bukan sekadar menjual kain, melainkan mengangkat cerita dan makna di balik motif yang dibuat oleh para penenun lokal.
“Setiap tenun adalah hasil dari proses panjang dan pengetahuan turun-temurun. Kami mendampingi pengrajin agar mendapat kompensasi adil, serta mengajarkan akses pasar sesuai permintaan global,” ujar William.
Irene pun menyambut baik misi tersebut. Menurutnya, generasi muda perlu dilibatkan dalam pelestarian budaya dengan pendekatan komersial yang adil dan inovatif, termasuk lewat sistem royalti dan hak kekayaan intelektual.
Lebih jauh, ia menyoroti potensi pemanfaatan teknologi blockchain dan NFT. Melalui pendekatan ini, tenun tradisional bisa dipasarkan global, dengan tetap menjaga nilai dan transparansi dalam rantai produksinya.
“Inovasi teknologi bisa jadi jembatan. Selama kualitas dijaga, maka pelaku usaha bisa memperoleh royalti, dan karya mereka memiliki jejak digital yang diakui pasar global,” jelas Irene.
Audiensi juga dihadiri Cynthia dari Impact Mangrove, inisiator program Mangrove Magic. Ia memperkenalkan konsep wisata edukatif berbasis konservasi dan daur ulang di jalur hutan mangrove.
Program tersebut bertujuan mengangkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif berbasis lingkungan bagi warga pesisir.
Menurut Cynthia, konsep tur kreatif ini bukan hanya menjual pengalaman, tapi juga menyampaikan pesan ekologis yang kuat dengan pendekatan budaya dan seni berbasis komunitas lokal.
Threads of Life dan Impact Mangrove menjadi contoh nyata bagaimana pelestarian alam dan budaya dapat selaras dengan pengembangan ekonomi kreatif, melalui strategi kolaboratif dan pendekatan digital masa kini.
Wamen Ekraf Irene menegaskan komitmen Kementerian Ekraf dalam mendukung pelaku lokal. Audiensi seperti ini dinilai penting agar kebijakan selaras dengan kebutuhan pelaku industri kreatif dari berbagai daerah.
Turut hadir dalam audiensi, Direktur Kriya Neli Yana dan Direktur Fesyen Romi Astuti yang menyatakan kesiapan kementerian untuk mendampingi proses komersialisasi tenun dan program kreatif lainnya.
Dengan pendekatan holistik dan inklusif, kain tradisional tak sekadar dikenakan, tetapi juga dikisahkan dan dijaga keberlanjutannya lewat teknologi, kolaborasi, dan edukasi yang mengakar pada budaya lokal.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar