Pemiliknya, Oma Lily (63), sudah lebih dari dua dekade meracik Bakmi Ayam Palembang bersama mendiang suaminya, menjaga cita rasa resep asli keluarga.
Empat tahun lalu, sang suami meninggal dunia karena penyakit jantung. Sejak itu, Oma Lily berjuang sendirian mempertahankan usaha kuliner kecilnya di Sunter.
Dulu, kursi warung selalu penuh pelanggan. Kini, ada hari-hari ketika pengunjung yang datang hanya bisa dihitung dengan jari saja.
Saat kami datang, suasana terasa sepi. Namun, sambutan ramah Oma Lily membuat hati hangat. Ia segera menyiapkan pesanan dengan senyum tulus.
“Ini resep yang Oma buat bareng suami dulu, semoga cocok di lidah kamu,” ujarnya sambil menata mie ayam keriting yang menggoda selera.
Menu andalan seperti mie ayam keriting dengan topping ayam gurih dan pangsit goreng renyah dibanderol hanya Rp28 ribu per porsi.
Selain itu, ada kwetiau rebus berkuah kaldu gurih dan nasi tim ayam jamur dengan nasi pulen harum bawang goreng.
Meski pembeli tak seramai dulu, Oma Lily tetap semangat. “Anak muda harus berani, jangan menyerah, dan bekerja sepenuh hati,” pesannya.
Makan di warung ini seperti menikmati masakan nenek sendiri—hangat, tulus, dan penuh rasa cinta yang jarang ditemui.
Warung ini bernama Bakmi Palembang Kimlay, buka setiap hari pukul 17.00–23.00 di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Mari kita bantu agar kursi kosong di warung ini kembali terisi tawa dan obrolan pelanggan setia setiap malam.
Penulis Lakalim Adalin
Editor Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar