Love scamming adalah bentuk penipuan berkedok cinta yang marak di media sosial serta aplikasi kencan, memanfaatkan perasaan korban untuk kepentingan pribadi.
Pelaku biasanya berpura-pura jatuh cinta, memberi perhatian intens, bahkan cepat mengajak hubungan serius agar korban percaya sepenuhnya pada kedekatan tersebut.
Sasaran utama kejahatan ini sederhana: memanfaatkan korban secara finansial maupun emosional, hingga membuat korban merasa terikat tanpa menyadari jebakan.
Modus pertama adalah perhatian intens di awal. Pesan romantis, ucapan manis, dan perhatian berlebihan digunakan pelaku untuk membangun kepercayaan korban.
Selanjutnya, pelaku memakai identitas palsu. Mereka sering menggunakan foto dokter, tentara, atau pebisnis sukses agar terlihat berwibawa dan meyakinkan.
Setiap kali diajak bertemu, pelaku berdalih sedang tugas luar negeri, proyek bisnis, atau studi di luar negeri, membuat hubungan tetap hanya di dunia maya.
Setelah kepercayaan terbangun, pelaku mulai meminta uang dengan berbagai drama, seperti keluarga sakit, kecelakaan, hingga hadiah tertahan bea cukai.
Jika korban mulai curiga, pelaku berbalik mengancam menggunakan data pribadi yang telah digali, menekan korban dengan ancaman reputasi maupun bisnis.
Bahaya love scamming sangat serius. Korban bisa kehilangan uang besar, data pribadi disalahgunakan, hingga terguncang emosional akibat pengkhianatan perasaan.
Lebih jauh, korban bahkan berisiko terjerat TPPO jika manipulasi pelaku berkembang. Dampaknya bisa menghancurkan kehidupan sosial maupun mental korban.
Pesan pentingnya jelas: jangan mudah percaya orang asing di media sosial. Hindari mengirim uang atau data pribadi kepada orang yang belum dikenal.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar