Gelombang skandal kembali mengguncang dunia startup global. Sejumlah mantan CEO, yang dulu dielu-elukan sebagai inovator, kini harus menghadapi jeratan hukum serius.
Elizabeth Holmes, pendiri Theranos, menjadi ikon kejatuhan startup kesehatan. Ia dihukum 11 tahun penjara karena terbukti menipu investor dengan klaim teknologi darah palsu.
Holmes mengaku mampu mendiagnosa ratusan penyakit hanya dengan setetes darah. Klaim tersebut ternyata dusta, hingga akhirnya membuat Theranos runtuh dan tutup pada 2018.
Kasus serupa menimpa Do Kwon, pendiri Terra Luna. Ia pernah masuk Forbes 30 Under 30, tetapi kini ditahan atas runtuhnya ekosistem kripto ciptaannya.
Setelah lama buron, Do Kwon ditangkap di Montenegro pada 2023. Runtuhnya Terra Luna menyebabkan kerugian miliaran dolar dan guncangan besar di industri kripto global.
Dari Indonesia, nama Ivan Arie Sustiawan, eks CEO TaniHub, ikut tercoreng. Ia bersama mantan direktur Tani Group ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.
Kasus TaniHub mencuat sejak 2022 akibat gagal bayar Rp14 miliar kepada 130 investor. OJK akhirnya mencabut izin TaniFund pada Mei 2024, investigasi masih berlangsung.
Tak kalah heboh, Adrian Gunadi, pendiri Investree, juga berstatus tersangka kasus kredit macet senilai Rp254,29 miliar. Kini, ia buron internasional dengan Red Notice Interpol.
Adrian disebut menjabat CEO di Qatar, sementara OJK bekerja sama dengan otoritas internasional untuk menuntaskan proses hukum yang menyeretnya ke pengadilan Indonesia.
Terbaru, kasus besar melibatkan Gibran Huzaifah, eks CEO eFishery. Ia ditangkap Bareskrim Polri terkait dugaan fraud senilai Rp9,7 triliun, kasus terbesar di sektor startup tanah air.
Investigasi internal menemukan manipulasi laporan keuangan serta penggelembungan dana investor. Skandal ini menjadi peringatan keras bagi industri startup yang tengah berkembang pesat.
Fenomena ini membuktikan bahwa euforia startup tak selalu berakhir indah. Transparansi, tata kelola, dan integritas menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar