Sebuah skripsi mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) mendadak viral karena dianggap menyentuh hati pembaca dengan tema kemanusiaan mendalam.
Astari Kusumadewi, S.Psi., berhasil meraih gelar sarjana psikologi pada 11 Juni 2025 dengan predikat cumlaude dan Indeks Prestasi Kumulatif 3,65.
Karya ilmiahnya berjudul Menelisik Luka, Merangkai Makna: Pengalaman Berduka Pasca Kehilangan Tercinta, membahas pengalaman emosional seseorang menghadapi kehilangan orang tersayang.
Dalam penelitian tersebut, Astari menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis. Pendekatan ini menyajikan pemahaman personal tentang berduka yang tak hanya akademis, tetapi juga penuh sentuhan empati.
Ia berharap karyanya dapat menjadi sumber dukungan bagi individu yang sedang melewati masa sulit akibat kehilangan, sekaligus memperkaya literatur psikologi Indonesia.
Skripsi itu mendapat bimbingan akademis dari Aldani Putri Wijayanti, S.Psi., M.Sc., serta pengawasan dosen wali Yohanis Franz La Kahija, S.Psi., M.Sc.
Perjalanan akademis Astari membuktikan bahwa penelitian ilmiah tak hanya sebatas angka dan data, melainkan juga bisa menjadi ruang menyuarakan kemanusiaan.
Dedikasi serta ketekunan yang ditunjukkan selama penyusunan skripsi membuatnya mendapat apresiasi luas, baik dari kalangan akademisi maupun pembaca umum.
Banyak warganet menilai skripsi Astari berhasil menyampaikan pesan universal: kehilangan memang menyakitkan, tetapi bisa menjadi jalan menemukan makna baru.
Kisah ini menjadi penutup manis perjalanan kuliah Astari di Undip sekaligus inspirasi bagi generasi muda untuk menjadikan ilmu pengetahuan sarana berbagi empati.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar