Di era media sosial, fenomena flexing alias pamer harta menjadi tren yang mudah ditemukan. Mobil mewah, tas branded, hingga rumah megah sering jadi sorotan publik.
Namun menariknya, mereka yang kerap memamerkan kekayaan jarang berasal dari lingkaran miliarder sejati. Justru orang kaya beneran lebih memilih diam, tenang, dan sederhana.
Peneliti sosiologi di New School for Social Research, New York, mendalami perilaku konsumsi orang kaya. Temuannya mengejutkan: kebanyakan miliarder justru hidup hati-hati dalam membelanjakan uang.
Dalam bukunya berjudul Uneasy Street: The Anxieties of Affluence, Sherman mewawancarai 50 orang kaya New York. Banyak dari mereka memilih belanja sewajarnya.
Riset itu menunjukkan, bagi kaum super kaya, berhemat bukan sekadar pilihan praktis, melainkan simbol kesadaran bahwa kekayaan hanyalah anugerah yang bisa hilang kapan saja.
Mereka percaya, hidup sederhana justru menjadi bentuk penghormatan atas nasib baik. Kekayaan besar tak lantas harus dipamerkan secara vulgar di media sosial.
Meski standar hidupnya jelas berbeda, kebanyakan miliarder tetap enggan menjadikan kemewahan sebagai konsumsi publik. Mereka mengutamakan privasi, ketenangan, serta menjaga citra kesederhanaan.
Fakta ini berbanding terbalik dengan tren influencer atau selebritas yang kerap viral karena flexing. Padahal, bagi miliarder sejati, kekayaan tak perlu selalu diumbar.
Sherman menekankan, sikap hemat orang kaya bukan berarti kikir. Mereka tetap berinvestasi, berdonasi, hingga mendukung kegiatan sosial, namun tanpa perlu sorotan kamera.
Kisah ini memberi pelajaran bahwa kekayaan sejati tak butuh pembuktian publik. Orang kaya beneran hidup sederhana, sementara yang berpura-pura justru sibuk mencari perhatian.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar