Banyak orang merasa sudah bekerja keras, namun rezeki tetap seret. Menurut Feng Shui dan Bazi, ada kebiasaan serta kondisi tertentu yang diam-diam menutup jalan kemakmuran.
Hal pertama adalah pintu depan rumah. Dalam Feng Shui, pintu depan disebut "Mulut Qi", gerbang utama energi rezeki. Jika pintu rusak, macet, atau terhalang barang, aliran energi pun ikut tersumbat.
Pintu yang sulit dibuka atau berhadapan langsung dengan tembok bisa memicu rezeki seret. Begitu juga jika area depannya penuh tumpukan sampah atau sepatu, energi kotor menahan keberuntungan.
Masalah kedua adalah dapur kotor dan kompor rusak. Feng Shui menyebut dapur sebagai simbol kemakmuran, sedangkan kompor adalah "Api Rezeki". Jika salah satu burner mati, itu melambangkan rezeki yang tidak utuh.
Kondisi dapur berantakan, dipenuhi sampah, dan jarang digunakan juga mengundang energi stagnan. Solusinya sederhana: jaga kebersihan, perbaiki kompor, dan gunakan semua burner bergantian agar energi positif terus hidup.
Ketiga, lemari penuh barang bekas meski kamar mandi bersih. Menyimpan benda rusak dan tidak terpakai mencerminkan energi usang yang menghambat masuknya peluang baru, termasuk rezeki.
Dengan melakukan decluttering atau merapikan barang, kita memberi ruang untuk energi segar. Membersihkan masa lalu berarti membuka sinyal kesiapan menerima aliran kemakmuran baru dalam hidup.
Keempat, penggunaan elemen yang tidak seimbang. Setiap orang memiliki unsur dominan seperti Kayu, Api, Tanah, Logam, atau Air. Warna, arah, bahkan profesi yang tidak sesuai unsur bisa menghalangi keberuntungan.
Bazi dapat membantu mengenali unsur dominan seseorang. Menyelaraskan warna pakaian, dekorasi rumah, atau pilihan pekerjaan dengan elemen pribadi mampu memperlancar energi rezeki.
Terakhir, mindset dan ucapan negatif. Feng Shui luar tidak akan efektif tanpa Feng Shui diri. Sering mengeluh soal uang, iri terhadap rezeki orang lain, hingga merasa ditakdirkan miskin hanyalah afirmasi buruk.
Sebaliknya, rasa syukur dan ucapan positif mampu membuka vibrasi kelimpahan. Rezeki sejatinya sudah dijamin, tinggal bagaimana kita menyelaraskan diri agar alirannya lancar masuk ke kehidupan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar