Banyak orang masih menganggap gatal di kulit sekadar akibat alergi, gigitan serangga, atau kulit kering. Padahal, gejala ini bisa menandakan penyakit serius.
Dalam medis, kondisi ini disebut CKD-associated pruritus atau gatal terkait penyakit ginjal kronis. Gejala tersebut kerap dialami pasien gagal ginjal dan sangat mengganggu.
Menurut National Kidney Foundation, hampir separuh penderita penyakit ginjal stadium lanjut mengalami gatal hebat. Bahkan, pasien dialisis hampir selalu melaporkan keluhan serupa.
Artinya, semakin menurun fungsi ginjal seseorang, semakin tinggi pula risiko munculnya gatal parah yang sulit diatasi meski sudah memakai obat kulit.
Penelitian membuktikan hampir semua pasien gagal ginjal menghadapi keluhan ini. Bagi mereka yang menjalani cuci darah, rasa gatal menjadi masalah kesehatan tambahan setiap hari.
Uniknya, gatal akibat gagal ginjal bukan sekadar iritasi. Biasanya menyerang kedua sisi tubuh, khususnya punggung dan lengan, terasa merayap dari dalam kulit.
Gejala juga cenderung lebih intens di malam hari. Akibatnya, tidur terganggu, tubuh lelah sepanjang siang, hingga suasana hati mudah memburuk.
Kondisi gatal terus-menerus mendorong penderita menggaruk kulit berlebihan. Akhirnya, kulit pecah, berdarah, meninggalkan bekas luka, dan memicu risiko infeksi berulang.
Meski tidak bisa sepenuhnya dihilangkan tanpa terapi medis, ada langkah sederhana meredakan gejala. Gunakan pakaian katun longgar, pelembap tanpa aroma, serta hindari sabun berpewangi.
Jika rasa gatal semakin parah dan tidak kunjung membaik, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Bisa jadi, itu sinyal ginjal bekerja keras.
Lebih dini mengenali gejala gatal berhubungan dengan ginjal bisa menyelamatkan kualitas hidup pasien. Edukasi masyarakat penting agar tidak menyepelekan gejala sederhana ini.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar