Dulu aku sibuk di dunia konstruksi, hidupku penuh jadwal padat dan tuntutan proyek. Kini, aku justru menemukan kebebasan bekerja remote sambil mendampingi 14 klien mancanegara.
Kebebasan jadi motivasi terbesarku. Setelah suamiku meninggal dan anak-anakku sekolah di Singapura, aku sadar butuh karier fleksibel yang memberiku ruang pribadi sekaligus pemasukan stabil.
Aku ingin karier yang memungkinkan tetap produktif sambil traveling, menikmati waktu untuk diri sendiri, dan tetap dekat dengan keluarga meski berbeda negara.
Keputusan pun kuambil: menjadi Virtual Assistant (VA). Awalnya belajar mandiri, tapi akhirnya bingung karena tak ada arahan jelas hingga membuatku kehilangan arah.
Aku memutuskan ikut kursus profesional. Dari situ aku dapatkan ilmu praktis, tools kerja, strategi mencari klien, dan yang terpenting: kepercayaan diri untuk melangkah.
Usaha itu berbuah manis. Klien pertamaku datang dari proyek villa di Bali. Modal nekat memperkenalkan diri langsung membuatku dipercaya mengelola pekerjaan secara online.
Momen itu jadi pelajaran penting: jangan takut menunjukkan inisiatif dan percaya diri. Kesempatan besar datang saat kita berani menawarkan kemampuan dengan tulus.
Kini aku sukses mengelola 14 klien internasional, penghasilan mencapai Rp32 juta per bulan, bebas memilih proyek sesuai passion, sekaligus bisa jalan-jalan kapan saja.
Selain sebagai project manager, aku juga menjadi mentor. Banyak yang bertanya mengapa aku melakukannya. Jawabanku sederhana: aku suka berbagi ilmu dan pengalaman.
Bagiku, menjadi mentor adalah cara menyalurkan passion di bidang project management sekaligus membantu orang lain menemukan jalan mereka sebagai Virtual Assistant.
Jika kamu juga tertarik berkarier sebagai Virtual Assistant dengan spesialisasi project management, percayalah, kesempatan untuk hidup fleksibel terbuka lebar bagimu.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar