Banyak orang tua berharap bisa meninggalkan harta berlimpah bagi anak-anak. Namun, warisan terbaik sesungguhnya bukan sekadar materi, melainkan bekal kehidupan yang abadi.
Warisan nonbenda justru lebih berharga dibanding uang. Empat di antaranya: secure attachment, growth mindset, emotional intelligence, dan literasi keuangan. Keempat hal ini menyiapkan anak menghadapi dunia nyata.
Secure attachment atau rasa aman membuat anak yakin selalu dicintai, apa pun situasi hidupnya. Anak dengan ikatan aman tumbuh lebih percaya diri, tangguh, dan stabil emosional.
Growth mindset mengajarkan anak bahwa kegagalan hanyalah batu loncatan. Mereka belajar tekun, berani mencoba hal baru, dan menjadi pembelajar seumur hidup tanpa cepat menyerah.
Emotional intelligence membantu anak mengenali dan mengendalikan emosi. EQ tinggi menjadikan mereka lebih dewasa, tidak mudah terpancing, serta memiliki keterampilan sosial yang lebih kuat.
Literasi keuangan bukan sekadar soal menabung. Anak diajari memahami uang sebagai alat, bukan tujuan utama. Mereka belajar disiplin, menunda kesenangan, dan menggunakan uang untuk tujuan positif.
Survei Harvard Study of Adult Development selama 75 tahun membuktikan, kebahagiaan hidup lebih ditentukan hubungan sehat, bukan sekadar kekayaan. Inilah bekal penting bagi generasi masa depan.
Pendidikan keuangan bisa dimulai dari rumah. Belanja di minimarket, uang jajan, hingga membuka rekening anak, semuanya menjadi praktik nyata untuk membentuk kedewasaan finansial sejak dini.
Yang terpenting, orang tua tak perlu menuntut anak sempurna. Justru biarkan mereka belajar dari kesalahan kecil. Itu lebih baik dibanding menanggung risiko besar di masa depan.
Seperti disampaikan perencana keuangan Altne Wiratmaja, “Ajarkan anak kemandirian dan tanggung jawab; itulah warisan paling berharga yang tak ternilai harganya.” Pesan ini layak diingat setiap orang tua.
Reporter: Thalia Febiola
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar