Kontes Miss Universe Jepang 2025 menghadirkan kejutan besar. Junko Sakai, seorang nenek berusia 66 tahun, berhasil mencetak sejarah sebagai finalis tertua sepanjang penyelenggaraan ajang prestisius tersebut.
Meski gelar utama akhirnya diraih Kaori Hashimoto, mahasiswi administrasi bisnis berusia 21 tahun, Sakai tetap membawa pulang titel Miss Congeniality yang dipilih langsung oleh sesama finalis kontes.
Keikutsertaan Sakai menjadi bukti bahwa kecantikan dan semangat tidak mengenal batas usia. Ia mewakili populasi lansia Jepang yang kerap terpinggirkan dalam dunia kompetisi kecantikan.
Sakai adalah seorang ibu dari empat anak dan nenek tiga cucu. Ia terpilih sebagai satu dari 42 finalis yang bersaing memperebutkan mahkota Miss Universe Jepang.
Dalam wawancara, Sakai menyampaikan pesan emosional. Ia ingin setiap perempuan, muda maupun tua, merasa didukung, percaya diri, dan berani mencoba hal-hal baru.
Menurutnya, usia lanjut tidak boleh menjadi penghalang untuk tetap berprestasi. Justru, momen tersebut harus dijadikan kesempatan menikmati hidup dengan semangat dan pikiran positif.
Partisipasi Sakai mendapat perhatian publik luas. Media Jepang menyoroti keberaniannya tampil di panggung besar, sementara warganet menyebutnya inspirasi nyata bagi generasi muda maupun lansia.
Di tengah standar kecantikan yang kerap menuntut usia muda, kehadiran Sakai menghadirkan perspektif baru bahwa kecantikan sejati datang dari kepercayaan diri dan ketulusan hati.
Sakai menegaskan dirinya tidak mengejar mahkota, melainkan ingin menjadi simbol bahwa perempuan bisa berkarya, bersinar, dan tampil percaya diri pada usia berapa pun.
Kisah Junko Sakai bukan sekadar pencapaian pribadi. Ia menjadi bukti nyata bahwa batas usia hanyalah angka, sementara semangat hidup selalu abadi.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar