Berbicara di depan umum bukan hanya soal isi materi, melainkan juga bagaimana menyampaikannya. Public speaking membutuhkan kepercayaan diri, intonasi tepat, dan kata yang meyakinkan.
Namun, ada kata-kata tertentu yang sebaiknya dihindari. Jika sering diucapkan, justru dapat membuat pembicara terlihat ragu, kurang profesional, bahkan kehilangan kredibilitas.
Kata pertama adalah “um” atau “eeh”. Walau terdengar wajar, penggunaan berulang hanya menunjukkan ketidaksiapan, kurang percaya diri, dan menimbulkan kesan bingung pada audiens.
Selain itu, kata “maaf” juga sering jadi kebiasaan buruk. Terlalu sering meminta maaf bisa membuat pembicara dianggap lemah, tidak yakin, bahkan menurunkan wibawa.
Kata selanjutnya, “sejujurnya”. Alih-alih membuat audiens percaya, frasa ini justru menimbulkan kesan pembicara menyembunyikan sesuatu sebelumnya atau tidak sepenuhnya transparan.
Frasa “saya bukan ahlinya, tapi…” juga sebaiknya dihindari. Meski terlihat rendah hati, kalimat ini bisa membuat pendengar ragu terhadap kompetensi pembicara.
Kemudian ada “saya pikir”. Meski terdengar ringan, ungkapan ini menandakan keraguan. Audiens jadi menangkap sinyal pembicara tidak yakin dengan apa yang disampaikan.
Untuk mengganti kata-kata tersebut, gunakan kalimat tegas, singkat, dan penuh keyakinan. Dengan begitu, audiens merasa yakin, fokus, serta lebih mudah mempercayai pesanmu.
Gestur tubuh, intonasi suara, serta bahasa yang lugas juga penting. Kombinasi ini akan memperkuat pesan yang dibawakan, sehingga public speaking terasa berwibawa dan berpengaruh.
Ahli public speaking menekankan pentingnya latihan. Semakin sering berlatih, semakin kecil kemungkinan muncul gumaman, frasa ragu, maupun kata-kata yang merusak kredibilitas.
Tidak ada pembicara hebat yang lahir instan. Mereka membangun reputasi dengan menghindari kesalahan kecil, menguasai panggung, dan terus mengasah kemampuan berbicara.
Kamu bisa memulai dengan latihan singkat setiap hari. Rekam suaramu, dengarkan ulang, dan perhatikan kata-kata yang membuat pesan terdengar lemah atau tidak jelas.
Public speaking bukan sekadar kemampuan komunikasi, melainkan juga seni membangun koneksi emosional dengan audiens. Setiap kata yang dipilih menentukan seberapa kuat pesanmu tersampaikan.
Jadi, jika ingin tampil meyakinkan, mulailah dengan membuang kata-kata pengisi yang melemahkan. Ingat, audiens menghargai kejelasan, keyakinan, serta keaslian dalam setiap ucapan.
Dengan menghindari kata-kata tersebut, presentasi maupun pidato akan terdengar lebih profesional, tegas, dan mampu meninggalkan kesan kuat di hati pendengar.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar