Penyakit jantung tak lagi identik dengan usia lanjut. Data global menunjukkan, 32% kematian disebabkan oleh penyakit jantung, termasuk pada kalangan muda. Gaya hidup menjadi faktor pemicu utama.
Hal itu disampaikan dr. Risma Viovica Sari, SpJP, FIHA dalam sesi Asfin Talk GIIAS 2025 yang digelar Astra Life bersama BMW, di Astra Financial Hall, ICE BSD Tangerang, Sabtu (26/7/2025).
Di Indonesia, penyakit jantung menempati urutan kedua penyebab kematian setelah stroke. Risiko meningkat karena penyumbatan pembuluh darah yang sering tak disadari penderitanya.
“Pola hidup yang buruk—seperti merokok, kurang olahraga, stres, dan pola makan tak seimbang—dapat menjadi pemicu utama serangan jantung mendadak,” jelas dr. Risma.
Ia mengajak masyarakat menerapkan langkah pencegahan dengan metode CERDIK, akronim dari Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Cek kesehatan secara rutin, termasuk tekanan darah dan kadar kolesterol, penting untuk mendeteksi dini gangguan jantung. Hindari rokok karena merusak pembuluh darah.
Olahraga minimal 30 menit sehari juga membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga berat badan. Konsumsi makanan berserat, rendah lemak, dan garam juga sangat dianjurkan.
Tidur cukup 7–8 jam per malam mendukung pemulihan tubuh, sementara manajemen stres menjaga kestabilan mental dan tekanan darah. Semua langkah ini efektif untuk semua usia.
“Tak ada kata terlalu muda untuk memulai hidup sehat. Lebih cepat dimulai, lebih besar manfaatnya bagi jantung kita,” tegas dr. Risma.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto