Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ruja Ignatova, dikenal sebagai “Cryptoqueen”, mengguncang dunia keuangan digital. Pada 2014, ia menciptakan OneCoin dengan klaim menggantikan Bitcoin, namun kenyataannya hanyalah penipuan terbesar.
OneCoin berhasil menarik miliaran dolar dari investor global. Sistemnya berbeda dengan Bitcoin, karena tidak memiliki blockchain. Pusat data yang dipamerkan hanyalah tipuan belaka.
Dengan gaun mewah, konferensi megah, dan pidato karismatik, Ruja meyakinkan jutaan orang. Janji financial freedom membuat investor tergoda memasukkan tabungan hidup mereka ke OneCoin.
Pada 2017, OneCoin runtuh. Tercatat kerugian mencapai USD 15 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Ribuan korban dari berbagai negara kehilangan harapan.
Kejatuhan OneCoin tercatat sebagai skandal kripto terbesar sepanjang sejarah. Skema ini menjadikan Ruja Ignatova salah satu perempuan paling dicari FBI hingga kini.
Pada Oktober 2017, Ruja terbang dari Sofia menuju Athena. Sejak itu, ia menghilang tanpa jejak. Tidak ada catatan perjalanan resmi yang bisa ditelusuri.
FBI memasukkannya dalam daftar sepuluh buronan paling dicari di dunia. Hadiah sebesar USD 5 juta ditawarkan bagi siapa saja yang memberikan informasi akurat.
Rumor berkembang bahwa Ruja melakukan operasi plastik wajah dan tubuh agar tak dikenali. Hal ini membuat pencarian semakin rumit dan misteri terus berlarut.
Hingga hari ini, korban OneCoin masih berjuang mencari keadilan. Tabungan, rumah, bahkan warisan keluarga mereka lenyap dalam penipuan global tersebut.
Kisah Ruja menjadi pengingat pahit bahaya investasi instan. Di balik janji keuntungan besar, sering kali tersembunyi jebakan yang berakhir dengan kehancuran finansial.
Kasus OneCoin terus dipelajari sebagai contoh klasik penipuan ponzi modern. Regulasi kripto global semakin diperketat untuk mencegah skandal serupa terulang kembali.
Meski lima tahun lebih menghilang, nama Ruja tetap menghantui dunia kripto. Pertanyaan besar masih menggantung: di mana sebenarnya sang “Cryptoqueen”?
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar