Duta Nusantara Merdeka | Jakarta - Pernah merasa sangat yakin dengan fakta, namun lawan bicara justru memutar balik cerita hingga membuatmu ragu? Hati-hati, itu bisa jadi gaslighting.
Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang membuat seseorang meragukan ingatan, perasaan, bahkan realitasnya sendiri. Efeknya bisa melemahkan mental dan menurunkan kepercayaan diri.
Ketika mulai berpikir, “Jangan-jangan aku terlalu sensitif atau baper,” sebenarnya kamu sedang terjebak dalam permainan yang membuatmu kehilangan kendali emosional.
Namun, kamu berhak mengatakan pada dirimu sendiri, “Aku tahu apa yang aku alami, dan perasaanku valid.” Validasi diri sangatlah penting.
Gaslighting sering terjadi ketika seseorang mengubah alur cerita dengan meyakinkan, sehingga membuat korban merasa bersalah, salah ingat, bahkan mempertanyakan logikanya sendiri.
Ciri paling umum, kamu sering merasa jadi pihak yang salah padahal fakta berbeda. Jika itu terjadi berulang, kemungkinan besar kamu sedang digaslight.
Salah satu cara menghadapinya adalah jangan terjebak diskusi berputar. Hindari debat kusir yang hanya membuatmu tampak defensif tanpa ujung.
Langkah berikutnya, catat fakta dan kronologi. Dokumentasi membantu menjaga kewarasan dan menyadarkanmu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Selain itu, validasi perasaan sendiri. Percayalah pada ingatan dan intuisi. Ingat, gaslighter ingin kamu bingung, tapi kebenaran tetap berpihak padamu.
Jika situasi makin melelahkan, jaga jarak emosional. Membatasi intensitas komunikasi adalah bentuk peduli pada dirimu, bukan tanda egoisme.
Cari dukungan netral. Teman sehat atau tenaga profesional dapat membantumu melihat situasi lebih objektif, agar tidak merasa sendirian menghadapi manipulasi.
Yang sering melelahkan bukan hanya konfliknya, melainkan bagaimana cerita terus diputarbalikkan seolah kamulah masalahnya. Ingat, kamu tidak lebay.
Kamu berhak atas hubungan yang jujur, bukan relasi manipulatif yang memelintir kenyataan. Lindungi dirimu, karena kesehatan emosional lebih berharga dari sekadar bertahan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar