Viral di media sosial, seorang mahasiswa sukses mencuri perhatian dengan cara presentasi unik. Satu kelas langsung melongo ketika ia membongkar fakta kesenjangan ekonomi.
Ia membuka presentasi dengan story telling. Diceritakan pengalaman pribadi naik ojek online, mendengar curhat driver yang bekerja 12 jam demi membiayai sekolah anaknya.
Kontrasnya, mahasiswa itu melanjutkan dengan observation. Di media sosial, kerap terlihat orang menghabiskan miliaran rupiah untuk mobil mewah seakan belanja barang murah.
Bagian connection menjadi klimaks. Pertanyaan sederhana muncul: mengapa jurang antara kaya dan miskin di Indonesia begitu lebar, seolah sulit untuk dijembatani?
Melalui insight, ia mengutip data World Bank. Satu persen orang terkaya menguasai hampir separuh kekayaan nasional, fakta yang bikin kelas terdiam serius.
Selanjutnya agenda dipaparkan jelas. Presentasi akan menguraikan penyebab utama kesenjangan, dampaknya bagi masyarakat, serta strategi konkret menguranginya melalui kebijakan ekonomi inklusif.
Mahasiswa itu menutup dengan lo-fame/impact. Ia menegaskan, pemahaman kesenjangan penting agar generasi muda lebih kritis menuntut keadilan ekonomi dan keberpihakan pemerintah.
Rumus S.O.C.I.A.L dianggap revolusioner dalam menyampaikan gagasan. Strategi sederhana namun terstruktur membuat pesan sulit dilupakan sekaligus menyentuh aspek emosional audiens.
Publik menilai gaya presentasi seperti ini relevan di era digital. Narasi menyentuh realita sehari-hari membuat isu serius terasa dekat dengan kehidupan generasi muda.
Presentasi ini viral bukan sekadar karena gaya, tetapi pesan mendalam. Kesenjangan ekonomi nyata, dan generasi muda diharapkan ikut berperan menciptakan perubahan sosial lebih adil.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar