PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) mencatat tekanan kinerja hingga September 2025, namun manajemen menyiapkan strategi agresif untuk memulihkan pendapatan dan efisiensi operasional.
"Pendapatan tercatat Rp28,54 miliar hingga 30 September 2025, turun dari Rp41,97 miliar tahun sebelumnya," ujar Direktur Utama CBRE Suminto Husin Giman dalam Public Expose Tahunan di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Adapun, pendapatan turun dipicu kenaikan beban pokok, docking kapal, serta optimalisasi aset yang belum maksimal. Sedangkan beban pokok meningkat menjadi Rp34,62 miliar, berbalik menyebabkan rugi bruto Rp6,08 miliar dari laba bruto Rp8,07 miliar sebelumnya.
"Tekanan ini kami hadapi dengan disiplin biaya dan penyesuaian operasional, sambil menjaga keberlangsungan aset strategis," ujar Suminto, mencerminkan komitmen manajemen menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.
Dari sisi struktur keuangan, liabilitas naik menjadi Rp268,30 miliar, sementara aset tumbuh Rp352,58 miliar, didorong peningkatan kas hasil perolehan pinjaman bank jangka panjang.
Aset lancar meningkat signifikan Rp45,5 miliar, namun aset tidak lancar menurun akibat penyusutan dan minimnya penambahan baru, seiring beberapa kapal masih menjalani masa docking.
Ekuitas tertekan menjadi Rp84,26 miliar akibat rugi berjalan, namun CBRE menilai kondisi ini sementara, sejalan dengan strategi optimalisasi armada dan kontrak jangka panjang.
Manajemen menargetkan peningkatan revenue minimal 30 persen YoY melalui kontrak charter baru, optimalisasi kapal Pipe Laying & Lifting, serta efisiensi bahan bakar dan manajemen kru.
CBRE juga memperluas pengembangan bisnis offshore services dan dukungan energi terbarukan, dengan target utilisasi armada di atas 90 persen demi stabilitas pendapatan berulang.
Di tengah tekanan kinerja, strategi efisiensi, optimalisasi armada, dan kontrak jangka panjang menjadi tumpuan CBRE menatap pemulihan berkelanjutan dengan optimisme terukur.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto











Tidak ada komentar:
Posting Komentar