Penuaan sering dianggap berjalan perlahan. Namun, riset terbaru mengungkap prosesnya bisa melonjak tiba-tiba pada usia tertentu, memicu perubahan fisik signifikan.
Penelitian gabungan Stanford University dan Nanyang Technological University, dipublikasikan di Nature Aging 2024, melibatkan 108 orang berusia 25–75 tahun selama beberapa tahun pemantauan.
Hasilnya, penuaan mencapai dua puncak percepatan utama: pertengahan 40-an dan awal 60-an. Lonjakan pertama memengaruhi kesehatan jantung, metabolisme kafein, alkohol, lemak, kulit, dan otot.
Puncak kedua mengganggu fungsi ginjal, metabolisme karbohidrat, dan sistem imun, disertai penuaan kulit serta berkurangnya kekuatan otot secara lebih cepat.
Dermatologis Dr. Shereene Idriss menegaskan, penuaan juga bisa terjadi pada akhir 20-an dan 30-an, bukan hanya dua periode besar yang terdeteksi riset.
“Kalau kita tidak menua, artinya kita sudah mati. Tujuannya adalah menua dengan baik, secara fisik dan mental,” tegas Idriss kepada Vogue.
Ia menjelaskan, produksi kolagen menurun sekitar 1% per tahun sejak usia 25 tahun, memicu garis halus, keriput, dan penyusutan volume wajah.
Di usia 20-an, Idriss menyarankan penggunaan retinoid atau vitamin A topikal untuk merangsang kolagen, disertai pola makan sehat dan berat badan stabil.
Menjelang akhir 30-an, tanda penuaan terlihat pada kulit kendur di rahang, garis senyum dalam, dan disarankan terapi PRF, PRP, filler strategis, serta ultrasound.
Memasuki usia 44 tahun, masalah seperti kelopak mata turun, kantung mata membesar, bibir menipis, dan kulit menipis mulai nyata terlihat.
Pada usia 60-an, perawatan ringan dinilai kurang efektif. Idriss merekomendasikan prosedur pengangkatan kulit berlebih, termasuk platysmaplasty, untuk hasil signifikan.
Temuan ini menjadi pengingat penting bahwa memahami pola penuaan dapat membantu masyarakat memulai langkah pencegahan sejak dini demi kualitas hidup lebih baik.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar