Forum CSR Indonesia 2025 menggelar Rakernas dan Talkshow bertema “Pendidikan Inklusif sebagai Motor Pengentasan Kemiskinan Berkelanjutan di Indonesia” dengan menghadirkan tokoh pendidikan dan penggerak sosial.
Miftah Sabri, Co-Founder Akademi Kader Bangsa, menegaskan pentingnya pembangunan sekolah unggulan di setiap kabupaten dan kota, agar anak-anak berbakat mendapat akses pendidikan terbaik.
"Indonesia perlu menyiapkan generasi unggul sejak jenjang S1, bukan hanya S2 atau S3. Sebab, kompetisi global dimulai sejak pendidikan dasar universitas dunia Jakarta," ujar Miftah di Jakarta, Kamis (28/08/2025).
Ia menyoroti masih minimnya mahasiswa Indonesia di kampus top dunia seperti Harvard dan MIT, dibandingkan India, Cina, atau bahkan Vietnam yang konsisten mengirim lulusan.
Miftah juga menyebut pengalaman Presiden Prabowo, yang mengenyam pendidikan internasional sejak kecil, menjadi bukti pentingnya platform pendidikan global sejak usia sekolah dasar.
Konsep sekolah unggulan dipandang mampu mencetak siswa berbakat untuk dikirim ke universitas top dunia. Namun, tantangan terbesar tetap pada biaya yang sangat tinggi.
Saat ini, sekolah internasional di Indonesia mematok biaya ratusan juta rupiah per tahun. Menurut Miftah, hal itu menunjukkan kualitas pendidikan unggul memang membutuhkan investasi besar.
Ia menekankan, jika ingin menghadirkan sekolah unggulan berstandar internasional, gaji guru harus kompetitif, fasilitas laboratorium modern, dan kurikulum berbasis global.
Namun, Miftah mengingatkan, pengentasan kemiskinan melalui pendidikan tak cukup mengandalkan APBN. Peran sektor swasta dan filantropi menjadi sangat penting untuk mewujudkannya.
Melalui Forum CSR, ia mengajak dunia usaha berkolaborasi membangun sekolah unggulan dengan model dana abadi, agar generasi terbaik Indonesia bisa menembus universitas dunia.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar