Agatha Chelsea memicu perbincangan publik usai membongkar kisah hidup Timothy Ronald dalam podcast Safe Space, Selasa (26/08/2025). Mindset “gila” Timothy pun terungkap.
Banyak orang menilai Timothy sekadar beruntung. Namun Agatha menekankan kesuksesan itu dibangun dari pola pikir tak biasa, pengalaman hidup keras, dan ketakutan mendalam.
Sejak kecil, nyokapnya menyebut Timothy “anak aneh”. Ia pernah metik bunga dari taman tetangga lalu menjualnya kembali ke pemilik bunga yang sama.
Bakat bisnis dini itu ternyata dipicu rasa takut terkurung sistem. Timothy mengaku lebih memilih jadi pengemis ketimbang terjebak kerja kantoran rutin.
Baginya, ketakutan terbesar bukan soal uang, melainkan formalitas. Sistem kaku sekolah hingga pekerjaan kantoran membuatnya mencari jalur berbeda demi kebebasan hidup.
Timothy bahkan mengaku tak peduli passion saat berjualan pomade atau sedotan. Baginya, bisnis hanyalah kendaraan mengumpulkan modal demi tujuan akhir investasi.
Obsesi itu lahir dari idolanya Warren Buffett. Ia sadar jalan tercepat menjadi kaya bukan berdagang semata, tetapi melalui investasi saham berjangka panjang.
Namun perjalanan tidak mulus. Bisnis pomade Timothy sempat meledak hingga impor tiga kontainer, tapi barang disita karena tak lolos izin edar BPOM.
Seluruh modal lenyap, keuntungan habis dipakai nongkrong. Dari kegagalan itu, Timothy belajar pentingnya fokus, kegigihan, serta disiplin memisahkan keuntungan bisnis dari gaya hidup.
Ia mengaku kesalahan terbesarnya adalah loncat-loncat bisnis. Kini ia menegaskan, kunci kesuksesan bukan kepintaran, melainkan konsistensi menghadapi hantaman hidup tanpa menyerah.
Satu hal yang selalu konsisten dari dulu adalah investasinya. Timothy menyebut investasi sebagai endgame, sementara bisnis lain hanyalah kendaraan menuju kebebasan finansial.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar