Kementerian Kebudayaan menggelar taklimat media menyongsong 400 tahun Syekh Yusuf Al-Makassari sebagai simbol diplomasi budaya Indonesia dan Afrika Selatan.
Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti menyatakan peringatan ini menjadi langkah awal memperkenalkan agenda besar kepada publik nasional dan internasional.
Kegiatan tersebut menandai komitmen pemerintah menjadikan Syekh Yusuf sebagai figur ulama intelektual, pejuang kemanusiaan, dan simbol diplomasi budaya Indonesia dengan Afrika Selatan.
Taklimat media menghadirkan akademisi, tokoh budaya, serta perwakilan pemerintah daerah sebagai ruang dialog tentang warisan sejarah, dakwah, dan nilai kemanusiaan lintas bangsa.
Endah menekankan bahwa Syekh Yusuf bukan hanya tokoh keagamaan, melainkan simbol perlawanan terhadap penindasan, sekaligus figur yang menjembatani nilai Islam dan kemanusiaan universal.
“Peringatan ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi menjadi momentum kolaborasi media, akademisi, dan komunitas budaya,” ujar Endah dalam sambutannya di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Sementara itu, Guru Besar Filsafat Pendidikan dan Dakwah Universitas Islam Negeri, Prof. Dr. Mustari, memaparkan perjalanan intelektual Syekh Yusuf yang belajar dari Makassar hingga Jazirah Arab.
Menurut Mustari, Syekh Yusuf memperoleh berbagai ijazah tarekat dari ulama besar dunia Islam, membentuk karakter sebagai sufi cendekiawan dengan kedalaman spiritual dan wawasan politik.
Ia menjelaskan ajaran Syekh Yusuf menekankan sintesis syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat sebagai fondasi etika hidup, dakwah moderat, serta kemanusiaan yang inklusif.
“Ajarannya menegaskan bahwa syariat tanpa hakikat kehilangan makna, sementara tasawuf melahirkan akhlak, moral, dan tanggung jawab sosial,” kata Mustari.
Jejak dakwah Syekh Yusuf terbukti melampaui batas geografis, dari Nusantara hingga Afrika Selatan, bahkan saat berada dalam pengasingan akibat perjuangannya melawan kolonialisme.
Nilai-nilai tersebut dinilai relevan dengan diplomasi budaya modern, menjadikan Syekh Yusuf sebagai figur soft power Indonesia yang menjunjung toleransi dan keadilan global.
Rangkaian peringatan 400 tahun Syekh Yusuf akan melibatkan diskusi akademik, pertunjukan budaya, pemutaran film, hingga kerja sama internasional pada tahun mendatang.
Peringatan ini diharapkan menegaskan Syekh Yusuf sebagai warisan bersama, memperkuat diplomasi budaya Indonesia, serta menyatukan spirit keislaman dan kemanusiaan global.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar