Tobacco Control IPM menggelar Tobacco Control Leadership with Young Leaders bertajuk "Memperkuat Peran Pemimpin Muda dalam Mendorong Total TAPS Ban untuk generasi sehat," di Jakarta, Sabtu (25/10).
Kegiatan ini dihadiri berbagai komunitas muda dan organisasi kesehatan, bertujuan membentuk generasi pemimpin yang aktif mengawal kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia.
Dalam sambutannya, dr. Benget Saragih, M.Epid, Penanggung Jawab PPAT-Direktorat P2PTM Kemenkes RI, menegaskan pentingnya kesadaran anak muda terhadap bahaya promosi rokok.
"Saya dulu perokok, jadi saya tahu bagaimana industri rokok menipu dengan kemasan lucu dan rasa buah. Ini yang perlu kita lawan," ujarnya.
la menyoroti maraknya kemasan rokok berdesain menarik seperti mangga dan stroberi yang menargetkan remaja. Fenomena ini dinilai memperburuk epidemi merokok di kalangan muda.
Dalam forum itu, peserta juga dibuat tercengang dengan data paparan iklan rokok di media digital yang makin masif di tengah lemahnya pengawasan daerah.
Beberapa tantangan yang dibahas meliputi rendahnya komitmen pemerintah daerah, implementasi peraturan kawasan tanpa rokok (KTR) yang belum optimal, serta intervensi industri tembakau.
Selain itu, keterbatasan sumber daya dan persepsi keliru bahwa pajak rokok menyumbang PAD juga disebut menghambat upaya pengendalian di tingkat lokal.
Melalui forum ini, Tobacco Control IPM merumuskan beberapa rekomendasi strategis. Di antaranya, memperkuat regulasi daerah dan koordinasi lintas sektor dalam implementasi KTR.
Mereka juga mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran dari APBD, DBHCHT, dan pajak rokok guna mendanai program pengendalian tembakau secara berkelanjutan.
Tak kalah penting, kampanye edukasi publik tentang bahaya rokok dan regulasi terbaru harus digencarkan agar kesadaran masyarakat terus meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut IPM, pemimpin muda berperan vital sebagai agen perubahan yang mampu membangun gerakan sosial dan menekan pengaruh promosi rokok di kalangan remaja.
Gerakan Total TAPS Ban (Tobacco Advertising, Promotion, and Sponsorship Ban) dinilai menjadi langkah konkret menuju Indonesia sehat dan bebas iklan rokok di ruang publik.
dr. Benget menutup dengan pesan reflektif, "Jangan biarkan generasi kita dikendalikan industri rokok. Jadilah pemimpin muda yang berani melawan kebiasaan destruktif."
Melalui kolaborasi lintas generasi, gerakan Total TAPS Ban menjadi simbol perjuangan pemuda menjaga masa depan bangsa agar terbebas dari jerat tembakau.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto












Tidak ada komentar:
Posting Komentar