Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyoroti urgensi kolaborasi strategis antara Polri dan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.
Dalam Rapat Koordinasi Dukungan Manajemen Semester I Tahun 2025 yang digelar di Jakarta, Senin (4/8), Sigit mengingatkan bahwa konflik global seperti Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, serta ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok berdampak langsung terhadap kestabilan dalam negeri.
“Situasi dunia saat ini memicu krisis pangan, tekanan ekonomi, hingga krisis kemanusiaan. Ketimpangan sosial memperbesar potensi kejahatan lintas negara, termasuk penyelundupan, narkotika, dan perdagangan manusia,” jelas Sigit.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki titik rawan pada 10 batas laut, 3 batas darat, serta 96 pelabuhan dan 20 bandara internasional. Kondisi ini meningkatkan risiko infiltrasi pihak asing yang menyamar sebagai wisatawan maupun pengungsi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Polri dan Kemenimipas telah memperbarui nota kesepahaman dari enam menjadi tujuh poin. Penambahan itu mencakup peningkatan layanan, pemanfaatan sarana-prasarana, serta penguatan pengamanan di wilayah strategis.
Kapolri juga menyampaikan pentingnya pembinaan SDM, peningkatan kapasitas teknologi, dan pengawasan terintegrasi sebagai bagian dari strategi jangka panjang menghadapi dinamika ancaman baru.
Tak hanya di dalam negeri, Polri dan Imigrasi juga aktif mendukung WNI di luar negeri melalui 19 perwakilan kepolisian dan 22 perwakilan imigrasi yang tersebar di berbagai negara.
“Dengan sinergi lebih kuat dan hampir 550 ribu personel gabungan, kita mampu menjaga stabilitas nasional sekaligus mendukung visi Presiden Prabowo,” tutup Sigit.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar