Banyak orang beranggapan penampilan sederhana berarti belum kaya. Nyatanya, orang superkaya justru sengaja menyembunyikan kekayaannya demi keamanan dan kenyamanan hidup sosial mereka.
Mereka menghindari sorotan dengan strategi jitu. Barang yang digunakan tampak biasa, padahal nilainya selangit. Misalnya, jam tangan eksklusif dipadukan dengan kaos polos sederhana.
Kehidupan sehari-hari pun dibuat sederhana. Mereka jarang pamer nongkrong di kafe mahal, liburan mewah, atau gaya konsumtif yang justru rentan menimbulkan kecemburuan sosial.
Selain itu, mereka kerap tampil sibuk, bahkan membaur seperti orang biasa. Dengan begitu, perhatian publik terhadap status kekayaan mereka bisa ditekan seminimal mungkin.
Harta juga sering dititipkan atas nama perusahaan atau orang lain. Cara ini bukan sekadar strategi legal, tetapi juga taktik cerdas menghindari sorotan pajak maupun publik.
Di media sosial, jejak mereka cenderung minim. Akun terlihat sederhana, followers sedikit, padahal di balik layar, rekening dan aset bernilai fantastis tersimpan aman.
Kebiasaan bergaul mereka juga unik. Orang kaya sejati biasanya berteman tanpa memandang status sosial, justru menjaga kerendahan hati untuk menutupi kekuatan finansial sebenarnya.
Kontras dengan itu, banyak orang yang terlihat mewah sebenarnya hanya pamer semu. Tak jarang, gaya glamor ditopang utang konsumtif demi pencitraan.
Orang kaya sejati lebih fokus pada pembangunan aset nyata, seperti bisnis, properti, dan investasi. Bagi mereka, validasi sosial bukanlah tujuan utama.
Kesimpulannya, kekayaan besar seringkali tersimpan dalam kesederhanaan. Orang yang tampak biasa saja bisa jadi diam-diam memiliki imperium finansial yang membuat banyak orang terkejut.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar