Seorang pemuda asal Batu Bara, Sumatera Utara, diduga tersandera sindikat judi online di Kamboja setelah dijanjikan pekerjaan ke luar negeri secara ilegal.
Nasib Muhammad Ayub Ramadhansyah, warga Desa Lubuk Ulu, Kabupaten Batu Bara, masih misterius. Lulusan Universitas Islam Riau itu diduga terseret jaringan kerja ilegal dan sindikat judol di Kamboja.
Kronologi bermula saat Ayub berencana bekerja di Belanda melalui jalur pribadi. Namun belakangan, ia justru mendapat tawaran dari seseorang yang mengaku HRD dan mengurus visa turis di Medan.
Kakaknya, Sisca Wulandari, menyebut Ayub terbang dari Kualanamu menuju China pada 2 Oktober 2025 menggunakan AirAsia. Setibanya di China, Ayub diminta menandatangani kontrak kerja satu tahun tanpa penjelasan jelas.
Belakangan, Ayub sadar kontrak itu bukan pekerjaan legal, melainkan operator judi online di Kamboja. la bahkan sempat diturunkan di Vietnam sebelum dibawa ke lokasi kerja misterius.
Di Kamboja, Ayub berkenalan dengan Daniel, pemuda asal Bandung yang mengaku dua minggu lebih berada di lokasi sama. Keduanya mengaku diawasi dan sangat sulit keluar dari area kerja.
Melalui panggilan video, Ayub menangis meminta pulang. Namun pihak yang mempekerjakannya menuntut uang tebusan Rp70 juta dan menyita paspor serta visa sebagai jaminan.
"Ayub bilang takut. Dia hanya ingin pulang, tapi kami tak sanggup membayar tebusan. Paspor dan visanya diambil," ujar Sisca, menahan tangis ketika dihubungi Senin, 13 Oktober 2025.
Sisca menyebut adiknya sempat menghubungi dosen di Universitas Islam Riau untuk meminta bantuan menghubungi KBRI. Namun hingga kini, belum ada perkembangan penyelamatan dari aparat diplomatik.
Keluarga berharap pemerintah, kepolisian, dan pihak KBRI membantu melacak keberadaan Ayub. Mereka khawatir Ayub mengalami penyiksaan, eksploitasi, atau perdagangan manusia.
Kisah Ayub menambah daftar panjang kasus perdagangan orang dan eksploitasi WNI oleh sindikat judi online di Kamboja, Vietnam, hingga Myanmar.
Banyak korban terperangkap melalui iming-iming gaji besar dan kemudahan visa. Setelah tiba, identitas disita, komunikasi dibatasi, dan dipaksa bekerja di perusahaan judi online.
Masyarakat diimbau lebih waspada terhadap tawaran kerja luar negeri ilegal. Gunakan jalur resmi, cek dokumen, dan hindari penyalur yang tidak dapat diverifikasi.
"Kami hanya ingin Ayub pulang hidup-hidup. Tolong siapa pun bantu," tutup Sisca, berharap jeritan keluarganya didengar pemerintah dan publik.
Keluarga menunggu kabar dengan harap cemas. Di balik layar bisnis ilegal, nasib seorang anak bangsa masih terkurung tanpa kepastian pulang.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar