Pemerintah Aceh Tengah melaporkan kondisi terbaru bencana long yang menewaskan sembilan warga dan melumpuhkan aktivitas masyarakat, sambil memohon perhatian langsung Presiden untuk bantuan darurat.
Empat titik longsor besar terjadi pada Rabu, 26 November 2025, memutus total akses menuju Aceh Tengah dari seluruh arah sehingga menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran logistik.
Pemerintah daerah menyebut wilayah tersebut kini terisolasi sepenuhnya karena jalur utama tertutup material tanah, batu, dan pepohonan, sehingga membutuhkan ekskavator tambahan segera.
Sebanyak 28 titik pengungsian kini menampung 1.028 jiwa, dengan kemungkinan bertambah mengingat hujan deras belum berhenti enam hari berturut-turut tanpa jeda.
Dampak lain yang memperburuk situasi adalah terhambatnya distribusi hasil pertanian, termasuk dua belas hektare ladang cabai yang gagal dikirim ke daerah tujuan akibat akses tertutup.
Selain kerugian pertanian, jaringan listrik dan telepon juga putus sehingga komunikasi antarwilayah terganggu dan menyulitkan koordinasi penanganan darurat secara cepat dan terstruktur.
Pemerintah daerah kembali meminta Pemerintah Pusat mengirimkan alat berat, tim SAR tambahan, serta dukungan logistik penting agar stabilitas dan keselamatan warga dapat segera dipulihkan.
Masyarakat berharap bantuan segera tiba karena kondisi psikologis para pengungsi melemah seiring ketidakpastian cuaca dan keterbatasan fasilitas penyelamatan yang tersedia di lapangan.
Harapan warga Aceh Tengah kini tertumpu pada percepatan intervensi pusat agar kehidupan dapat pulih, akses terbuka, dan keamanan wilayah kembali stabil setelah bencana beruntun melanda.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar