Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan potensi meningkatnya celah penyelundupan bila alat pemindai kontainer Hico-Scan milik Bea Cukai mengalami kerusakan atau tidak berfungsi optimal.
"Perangkat pemindaian harus beroperasi 24 jam dan memerlukan pemeliharaan intensif. Ketergantungan pada anggaran Pelindo dinilai memperbesar risiko keterlambatan perbaikan saat terjadi gangguan," ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Misbakhun meminta Bea Cukai menyusun langkah strategis agar Hico-Scan sepenuhnya menjadi aset negara sehingga pengawasan arus barang tidak terhambat persoalan teknis maupun administratif.
Peringatan ini mencuat setelah RDP pada Senin di Jakarta, ketika Dirjen Bea Cukai Djaka Budhi Utama menjelaskan efektivitas Hico-Scan menekan penyelundupan meski pengelolaan alat masih berada di bawah PT Pelindo.
Djaka menyampaikan Hico-Scan terbukti mengurangi kebocoran pada komoditas rentan seperti tekstil, elektronik, kosmetik, dan barang konsumsi lainnya yang sering dimanfaatkan jaringan penyelundupan internasional.
Alat pemindai itu kini ditempatkan di pelabuhan utama, termasuk Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Belawan, memperkuat benteng pengawasan rantai logistik nasional.
Ia mencontohkan hasil kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Surabaya, ketika Hico-Scan mendeteksi indikasi pelanggaran serta membantu menggagalkan ekspor fiktif dari kawasan berikat beberapa waktu lalu.
Teknologi tersebut bahkan berhasil mengungkap kasus ekspor rokok yang ternyata berisi air mineral, memperlihatkan bagaimana pengawasan digital mampu menutup berbagai modus kejahatan terorganisasi.
Namun efektivitas itu justru memunculkan kritik Komisi XI DPR RI yang menilai keberhasilan Hico-Scan harus dibarengi penguatan regulasi dan pengelolaan agar tidak menimbulkan ketergantungan pihak ketiga.
Diskursus penguatan sistem pengawasan pun kembali mengemuka, menegaskan pentingnya sinergi regulator dan operator demi mencegah penyelundupan yang berpotensi merugikan perekonomian nasional.
Misbakhun menilai perlindungan rantai pasok nasional hanya dapat terjaga bila teknologi pengawasan dikelola konsisten, transparan, dan berorientasi pada mitigasi risiko penyelundupan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar