Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 pada Selasa (18/11/2025) menghadirkan penegasan penting dari Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengenai komitmen persyarikatan dalam memajukan kesejahteraan bangsa melalui nilai-nilai Islam berkemajuan.
Dalam acara nasional yang digelar di Yogyakarta, Haedar menyampaikan bahwa tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa" berakar pada tradisi teologis Muhammadiyah dan relevan menghadapi tantangan sosial ekonomi masyarakat modern yang semakin kompleks.
Haedar mengingatkan bahwa Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menekankan keadilan, kejujuran, persaudaraan, dan gotong-royong sebagai fondasi penting menghadirkan kesejahteraan hakiki bagi seluruh warga bangsa tanpa pengecualian.
la menilai pesan al-Ma'un meneguhkan kesadaran kolektif agar tidak membiarkan kelompok rentan bergerak tanpa perlindungan negara, sekaligus memperkuat misi sosial Muhammadiyah melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan umat.
"Surat al-Ma'un mengajarkan bahwa kemiskinan bukan hanya kekurangan harta, tetapi kondisi ketidakberdayaan struktural yang harus dilawan dengan keberpihakan nyata," ujar Haedar menegaskan dalam sesi pidatonya.
Haedar juga menekankan bahwa warisan pemikiran Ahmad Dahlan telah mengubah paradigma umat terhadap kemiskinan, menjadikan dakwah sosial sebagai orientasi utama gerakan Islam berkemajuan sepanjang lebih dari satu abad perjalanan Muhammadiyah.
la mengingatkan bahaya kekuasaan ekonomi dan politik yang memusat pada segelintir kelompok, menciptakan ketidakadilan yang melemahkan akses masyarakat terhadap hak dasar, serta bertentangan dengan amanat konstitusi negara.
Menurut Haedar, negara harus kembali pada prinsip ekonomi konstitusi yang menempatkan kemakmuran rakyat sebagai tujuan utama, bukan pertumbuhan semu yang hanya dinikmati kelompok berkuasa ekonomi dan politik.
Muhammadiyah, lanjutnya, akan terus menjadi prime mover perubahan melalui penguatan amal usaha, perluasan pemberdayaan ekonomi, dan advokasi kebijakan publik yang adil bagi masyarakat lemah serta kelompok rentan di berbagai daerah.
Spirit al-Ma'un disebutnya sebagai pedoman abadi menghadirkan etika sosial Islam yang membumi, mendorong kerja nyata dalam menghapus kemiskinan, ketimpangan, dan berbagai bentuk ketidakadilan sosial yang masih berlangsung.
Melalui milad ini, Muhammadiyah menegaskan kembali misi kemanusiaan yang diwariskan Ahmad Dahlan dengan menyerukan kolaborasi nasional menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia secara berkelanjutan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto





























