Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital mendorong kolaborasi industri untuk membangun green data center yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Kementerian Komunikasi dan Digital, Mira Tayyiba, mengatakan kolaborasi industri dibutuhkan agar pembangunan pusat data berjalan berkelanjutan dan efisien.
Dalam acara Diseminasi Publik "Powering The Future: Advancing Green Data Centers in Indonesia" di Jakarta, Rabu (5/11), ia menyebut keterbatasan APBN membuat pemerintah membutuhkan dukungan eksternal.
Menurut Mira, teknologi pusat data berkembang sangat cepat, sementara anggaran negara lebih difokuskan pada kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.
Pemerintah menilai pembangunan green data center harus mengutamakan efisiensi energi, energi terbarukan, dan tata kelola data yang aman serta terintegrasi.
la menyebut pusat data pemerintah dan pusat data komersial perlu berjalan beriringan agar layanan digital tetap aman, murah, dan tidak membebani energi nasional.
"Pemerintah membuka kesempatan bagi ekosistem industri untuk menyediakan layanan pusat data, sehingga pemerintah dapat fokus pada tata kelola dan keamanan data," ujarnya.
Mira memastikan regulasi baru tengah disiapkan agar kerja sama ini memiliki dasar hukum kuat, sekaligus melindungi keamanan data pemerintah dan publik.
Pembangunan green data center semakin mendesak karena konsumsi listrik pusat data naik seiring lonjakan aktivitas digital masyarakat dan sektor industri.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia, Mada Ayu Habsari, menyebut konsumsi energi pusat data tumbuh 15,8 persen setiap tahun dan berkontribusi besar terhadap emisi karbon.
Menurut Mada, percepatan pemanfaatan energi bersih sangat penting agar transformasi digital tidak menambah beban lingkungan dan emisi gas rumah kaca nasional.
"Pemanfaatan green data center menjadi salah satu cara meningkatkan bauran energi bersih nasional dan membangun ekosistem digital rendah emisi," jelasnya.
Wakil Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Stevanus Wisnu Wijaya, mengatakan pusat data kini menyedot sekitar tiga persen konsumsi listrik dunia, dan berpotensi menembus sembilan persen emisi global.
Wisnu menegaskan kebutuhan energi bersih dan infrastruktur konektivitas menjadi kunci keberhasilan green data center agar dapat berjalan efisien serta aman.
la menyebut lima lokasi potensial untuk pembangunan green data center: Jakarta, Batam, Ibu Kota Nusantara, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara.
Menurut Wisnu, lokasi terdekat dengan konsumen data akan tetap menjadi favorit karena menekan biaya operasional, latency, dan kebutuhan infrastruktur tambahan.
Pemerintah berharap kolaborasi industri membangun green data center menciptakan transformasi digital yang aman, rendah emisi, dan memberikan manfaat besar bagi seluruh masyarakat.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar