FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama PP Muslimat NU menggelar seminar tentang diplomasi publik dan peran perempuan Indonesia dalam panggung global.
Seminar bertajuk Gerakan Dakwah Sebagai Instrumen Diplomasi Kultural Indonesia di Dunia Global digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (04/11).
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar, menegaskan bahwa diplomasi masa depan tidak hanya berbicara kepentingan negara, tetapi kemanusiaan, keadilan, dan martabat perempuan.
la menekankan bahwa Presiden Prabowo ingin Indonesia hadir sebagai bangsa yang aktif memimpin, bukan sekadar mengikuti, baik di Asia Tenggara, Eropa, maupun kawasan global lainnya.
Menurutnya, diplomasi Indonesia harus berpihak pada kelompok rentan, khususnya anak-anak dan perempuan, agar pembangunan bangsa menyentuh aspek moral dan kemanusiaan.
Prof Asep menyampaikan bahwa seminar tidak boleh berhenti sebagai diskusi, tetapi menghasilkan gagasan akademik untuk dibawa kepada Presiden dan forum internasional.
la memuji kiprah para akademisi perempuan, terutama Ibu Dekan yang konsisten membawa kegiatan ilmiah dari kota besar hingga pelosok Sumatra secara berkelanjutan.
Rektor menegaskan, Indonesia membutuhkan lebih banyak pemimpin perempuan yang berani bersuara, membangun jejaring global, dan memperkuat citra bangsa sebagai negara berperadaban.
"Perempuan bukan objek kebijakan, tetapi subjek perubahan," ujarnya dalam sambutan bernada emosional yang disambut tepuk tangan peserta seminar.
Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, Dra Safira RM, menambahkan bahwa diplomasi modern tidak hanya milik pemerintah, tetapi melibatkan masyarakat, akademisi, dan komunitas digital.
Menurutnya, diplomasi kini mencakup diplomasi budaya, sosial, digital, hingga diplomasi publik yang membangun citra positif Indonesia di mata dunia.
la menjelaskan bahwa komunikasi menjadi kunci utama diplomasi. Tanpa komunikasi yang baik, kesalahpahaman antarnegara dapat memicu konflik atau ketegangan politik.
Seminar ditutup dengan ajakan agar seluruh peserta menyebarkan gagasan, memperkuat gerakan dakwah, dan menjadikan perempuan sebagai kekuatan diplomasi publik Indonesia.
Indonesia ingin dunia tahu bahwa diplomasi bangsa ini membawa pesan kemanusiaan. Dan perempuan adalah kekuatan moral yang siap memimpin perubahan global.
Reporter: Lakalim Adalin 
Editor: Arianto 










Tidak ada komentar:
Posting Komentar