Menteri KPPPA Dra. Hj. Arifah Choiri Fauzi., M.Si, menyebut seminar bertema diplomasi publik dan gerakan dakwah kultural Indonesia sebagai ruang dialog yang memperkuat masa depan Indonesia.
Menurutnya, diplomasi publik bukan sekadar teori akademik, tetapi panggilan moral bagi generasi muda yang akan membawa nama Indonesia di pentas dunia.
Arifah menegaskan bahwa Indonesia memiliki karakter unik. Keragaman etnik, budaya, bahasa, dan agama adalah fakta sejarah yang menjadi fondasi kekuatan diplomasi kultural Indonesia.
"Keberagaman bukan kelemahan, tetapi kekuatan strategis yang tidak dimiliki bangsa lain. Dunia melihat Indonesia sebagai wajah moderasi dan kedamaian," ucapnya di Jakarta, Selasa (04/11).
la menambahkan, Indonesia tidak boleh dijelaskan dengan cara biasa. Indonesia harus dikenalkan melalui seni, budaya, keramahtamahan, dan keindahan nilai Islam Nusantara yang berkemajuan.
Diplomasi publik, sambungnya, tidak dibangun hanya oleh negara, tetapi melalui kekuatan sosial, budaya, dan kemanusiaan. Di titik inilah perempuan mengambil peran penting dan menentukan.
"Perempuan bukan objek diplomasi, melainkan subjek. Mereka memiliki suara, kapasitas, kecerdasan, serta kontribusi nyata yang berdampak global," tegas Arifah dalam sambutannya.
Arifah menjelaskan tiga agenda strategis. Pertama, memperkuat literasi global perempuan agar memahami ekonomi, politik, transformasi teknologi, dan dinamika budaya internasional.
Kedua, membangun ekosistem dukungan. Negara harus membuka akses pembiayaan publik, kebijakan afirmasi, dan jejaring kreatif agar perempuan menjadi pelaku perubahan, bukan penonton.
Ketiga, menciptakan narasi strategis berskala global. Perempuan Indonesia membawa identitas Islam yang ramah, moderat, berbudaya, dan mampu merekatkan perdamaian antarbangsa.
Menurutnya, bila tiga pendekatan ini berjalan, maka lahir perempuan Indonesia yang siap menjadi arsitek diplomasi publik dan wajah damai Indonesia di mata dunia internasional.
la berharap, perempuan Indonesia tidak terjebak dalam narasi negatif global. "Mereka harus tampil sebagai inspirasi, pemimpin, dan penjaga peradaban," tuturnya.
Arifah juga menegaskan peran mahasiswa. Mereka disebut wajah Islam Indonesia yang modern, toleran, dan berprestasi, sekaligus duta bangsa di masa depan.
"Jadikan ruang akademik ini inspirasi. Jangan hanya mencatat pelajaran, tetapi jadikan ilmu sebagai nyala api perjalanan masa depan kalian," katanya penuh haru.
la menutup dengan pesan kebangsaan. "Semoga kegiatan ini membawa kesejahteraan umat, keadilan sosial, dan masa depan Indonesia yang semakin berpengaruh di duni
Seminar ditutup dengan komitmen memperkuat diplomasi publik berbasis nilai keislaman yang damai, serta memperluas peran perempuan dalam kancah internasional.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto










Tidak ada komentar:
Posting Komentar